Rabu, 19 Desember 2012

Sekilas tentang Gempa Bumi

Akhir-akhir ini sudah banyak terjadi gempa dimana-mana. Bahkan, tak jarang banyak korban berjatuhan, nyawa melayang dan barang hilang tak tau kemana.

Apabila meninjau suatu rangkaian getaran yang menyertai suatu gempa bumi, maka gempa itu secara umum memiliki rangkaian getaran yang disebut gempa pendahuluan (fore shock), gempa utama (main shock) dan gempa susulan (after shock). 

Ketiga jenis getaran itu sangat ditentukan oleh homogenitas batuan dimana gempa itu terjadi. Ditinjau dari sifat homogenitas (fisik) batuan, pakar seismofisik Jepang Mogi menggolongkan gempa bumi menjadi tiga tipe, yaitu 
1. Tipe I yakni Gempa bumi yang tidak memiliki gempa pendahuluan dan hanya memiliki gempa utama yang disertai gempa susulan yang sangat banyak. Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, tipe gempa ini terjadi pada batuan yang sangat homogen. Tipe ini merupakan tipe yang prospek prakiraan terjadinya sangat sulit, tetapi berakhirnya gempa susulan mengikuti sifat peluruhan energi secara umum. 
2. Tipe II merupakan tipe gempa bumi yang sangat komplit, memiliki gempa pendahuluan yang cukup, gempa utama dan gempa susulan yang sangat banyak. Kejadiannya sangat terkait dengan pelepasan energi potensial gempa oleh medium yang agak heterogen, seperti material kulit bumi pada umumnya. Berdasarkan prospek prakiraan datangnya gempa ini, para pakar optimis dapat mengembangkannya. Peluruhan gempa susulannya juga mengikuti sifat peluruhan energi secara umum, sehingga pemantauan secara cermat di daerah bencana memberikan data yang akurat untuk perhitungan kapan berakhirnya suatu ancaman gempa atau getaran di daerah bencana.
3. Tipe III sering disebut sebagai tipe swarm, merupakan tipe gempa bumi yang tidak memiliki gempa utama. Rangkaian gempanya sering datang tidak jelas tanpa ditandai puncak gempa utama serta berakhirnya juga demikian. Dapat berkepanjangan atau berhenti secara tiba-tiba. Kejadiannya sangat terkait dengan pelepasan energi yang terjadi pada gaya yang konsentris. Umumnya terjadi di daerah vulkanik atau pasca vulkanik.
Peluruhan energi dari gempa mengikuti peluruhan energi secara umum, Peluruhannya akan mengikuti sifat eksponensial peluruhan, dimana banyaknya gempa menurun secara drastis per-interval waktu terhadap perjalanan waktu.
Dengan menggunakan rumus sederhana, maka kapan berhentinya getaran dari gempa susulan dapat diestimasi. Selain itu juga bisa dilakukan pemantauan langsung di lokasi dengan alat pencatat gempa (seismograf). Hasilnya dikombinasikan dengan data historik gempa merusak di daerah tersebut. 

1 komentar: